Minggu, 12 Februari 2012

bisnis ODAP

Pertama diindonesia, Bisnis online yang terbukti membayar, kerja 1-2 jam perhari, gaji jutaan rupiah. Hanya ada di bisnis ODAP. Info selengkapnya klik http://www.penasaran.net/?ref=j96vem

Jumat, 10 Februari 2012

MANAJEMEN PEMASARAN


BAB I
PENGERTIAN   MANAJEMEN  
PEMASARAN

---

1.1. DEFINISI  PEMASARAN
Pemasaran adalah suatu proses dan manajeral yang membuat individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain atau segala kegiatan yang menyangkut penyampaian produk atau jasa mulai dari produsen sampai konsumen.

PERANAN PEMASARAN
Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prisip kepuasan pelanggan.

1.2. ARTI  FUNGSI  MANAJEMEN  PEMASARAN
Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan( yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir ) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif.  Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.
                          Gambar 1. Fungsi Manajemen Pemasaran (Kottler, 2000)

Penjelasan fungsi pemasaran yang merupakan kegiatan terpadu dan saling mendukung, antara lain :
a. Perencanaan pemasaran
   Penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan pemasaran
   meliputi : tujuan, strategi, kebijaksanaan serta taktik yang dijalankan.
    Tujuan :
-       Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
-       Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.
-       Reancana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.
Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.

Sebagai syarat minimal perencanaan harus berisi bagian-bagian sebagai berikut :

                 BAGIAN                                                          TUJUAN
1. Ringkasan bagi ekskutif :                           Menyajikan pandangan singkat atas
                                                rencana yang diusulkan agar dapat ditinjau   dengan cepat oleh manajemen.
2. Situasi pemasaran saat ini                          Menyajiakan data latar belakang yang
relevan mengenai pasar, produk, persaingan dan distribusi.
3. Analisis ancaman dan peluang                   Mengidentifikasi ancaman dan peluang utama yang mungkin mempengaruhi produk.
4. Sasaran dan isu                                          Menentukan sasaran perusahaan untuk produk di bidang penjualan, pangsa pasar, laba serta isu yang akan mempengaruhi sasaran ini.
5. Strategi pemasaran                                    Menyajikan pendekatan pemasaran yang luas, yang akan digunakan untuk mencap[ai sasaran dalam rencana.
6. Program tindakan                                       Menspesifikasikan apa yang akan dilakukan, siapa yang akan melakukannya, kapan dan berapa biayanya.
7. Anggaran                                                    Laboran laba dan rugi yang diproyeksikan yang meramalkan hasil keuangan yang diharapkan dari rencana tadi.
8. Pengendalian                                              Menunjukkan bagaimana kemajuan rencana akan dipantau.

b. Implementasi pemasaran
      Adalah Proses yang mengubah strategi dan rencana pemasaran menjadi tindakan pemasaran untuk mencapai sasaran. Implementasi mencakup aktivitas sehari-hari, dari bulan ke bulan yang secara efektif melalsanakan rencana pemasaran. Kegiatan ini dibutuhkan program tindakan yang menarik semua orang atau semua aktivitas serta struktur organisasi formal yang dapat memainkan peranan penting dalam mengimplementasikan strategi pemasaran.
      Implementasi yang sukses tergantung dari beberapa kegiatan kunci yaitu:

v  Pengorganisasian kegiatan pemasaran, yaitu :
Ø  Proses menciptakan hubungan antara fungís personalia dan factor fisik (sarana ), agar kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan bisa mancapai tujuan yang benar, meliputi : pembagian kerja, wewenang, tanggung jawab dan pelaporan kerja.

            Tujuan : setiap orang di dalam organisasi bertanggung jawab dalam
                              melaksanakan kegiatan pemasaran yang telah dibebankan 
                              kepadanya sehingga tidak overlapping pekerjaan.
           
            Bentuk umum dalam departemen pemasaran yang modern, antara lain :
-   organisasi fungsional dimana berbagai aktivitas pemasaran yang berbeda dikepalai oleh spesialis fungsional : manajemen penjualan, periklanan, riset pemasaran, pelayanan terhadap pelanggan, manajemen produk baru.
-   Organisasi geografik, dimana karyawan bagian penjualan dan pemasaran diberi tugas di negara, wilayah atau distrik tertentu.
-   Organisasi manajemen produk, karyawan inin mengembangkan pemasaran dan strategi lengkap untuk produk atau merk tertentu, bila perusahaan ini mempunyai banyak produk atau merk yang amat berbeda.
-   Bila firm yang menjual satu lini produk kepada banyak tipe pasar berbeda yang mempunyai organisasi manajemen pasar. Manajer ini bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana jangka panjang dan tahunan untuk keunggulan utama dari sistem ini adalah bahwa perusahaan diorganisasikan disekitar kebutuhan spesifik segmen pelanggan.

v  Pengarahan kegiatan pemasarab, yaitu :
Ø  Usaha yang berhubungan dengan segala sesuatu kegiatan pemasaran agar semuanya itu dapat dilakukan dengan baik, meliputi :
-   Pemberian perintah secara baik, harus ada follow up-nya, secara senderhana, perlu penjelasan sehingga ada pengertian dan sifatnya harus konsultatif.
-   Motivasi
-   Kepemimpinan
Dengan pengarahan segala kegiatan yang menyimpang akan terdeteksi dan pimpinan dapat memberikan motivasi untuk menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan harapan serta agar terjadi harmonisasi antar anggota organisasi / firm.

v  Pengkoordinasian kegiatan pemasaran, yaitu :
Ø  Usaha meng-sinkronkan dan menyatukan segala kegiatan pemasaran dalam organisasi agar tercapai tujuan yang efektif dan efesien.
            Cara- cara menjalankan koordinasi yang efektif, dengan berbagai cara, yaitu :
1.    Diadakan prosedur yang terang dan jelas dan ditentukan tanggal penyelesaian                    ( deadline )
2.    Koordinasi dilakukan secara formal melalui pimpinan staff pembantu, penitia maupun pejabat penghubung tetap dilakukan kontak tidak formal.

c. Pengendalian / Evaluasi kegiatan pemasaran, yaitu :
Ø  Usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana, meliputi :
-       Penentuan Standard
-       Supervisi kegiatan atau pemeriksaan
-       Perbandingan hasil dengan Standard
-       Kegiatan mengkoreksi Standard

      Menetapkan                Mengukur                Mengevaluasi                  Mengambil
      sasaran                      kinerja                        kinerja                   tindakan perbaikan
            Gambar 2. Proses pengevaluasian kegiatan pemasaran

Kegiatan pengendalian / evaluasi diatas dapat dikelompokkan dua macam :
1.    Pengendalian operacional termasuk memeriksa kinerja yang sedang berlangsung terhadap rencana tahunan dan mengambil tindakan perbaikan kalau perlu.
      Tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mencapai penjualan, laba, dan sasaran lain yang ditetapkan dalam rencana tahunannya. Kegiatan ini juga mencakup penentuan produk, wilayah, pasar dan saluran yang berbeda yang dapat mendatangkan laba.
2. Pengendalian strategik meliputi pengamatan apakah strategi dasar perusahaan sesuai dengan peluang yang terbuka. Strategi dan program pemasaran dapat ketinggalan zaman dalam waktu singkat dan setiap perusahaan harus secara periodik menilai ulang pendekatan terhadap pasar secara keseluruhan.

1.3.AUDIT  PEMASARAN
         Suatu alat utama untuk melakukan pengendalian strategik adalah Audit Pemasaran. Audit pemasaran adalah pemeriksaan lingkungan, sasaran, strategi dan aktivitas perusahaan secara lengkap, sistematik, independen dan periodik untuk menentukan bidang masalah dan peluang. Audit memberikan masukan yang baik untuk merencanakan tindakan perbaikan presentasi kerja pemasaran.
         Audit pemasaran mencakup seluruh bidang sasaran utama dari suatu bisnis, bukan terbatas pada beberapa masalah yang muncul. Biasanya audit pemasaran dilakukan oleh pihak lain yang obyektif, berpengalaman dan independen terhadap departemen pemasaran. Pada tabel dibawah akan disajikan bentuk pertanyaan yang mungkin akan diajukan oleh auditor pemasaran. Hasil temuannya mungkin mengherankan dan kadang-kadang mengejutkan manajemen. Manajemen kemudian memutuskan tindakan-tindakan apa yang masuk akal dan bagaimana serta kapan melaksanakannya.


AUDIT LINGKUNGAN PEMASARAN
Lingkungan Makro
1.Demografi, kecenderungan utama apa yang menimbulkan ancaman dan peluang untuk perusahaan ini?
2.Ekonomi, perkembangan apa dalam pendapatan, harga tabungan dan kredit akan berdampak pada perusahaan?
3.Alami, bagaimana perkiraan biaya dan ketersediaan sumberdaya alam dan energi? Apakah perusahaan bertanggung jawab memelihara kelestarian lingkungan?
4.Teknologi, perubahan teknologi apa yang sedang berlangsung? Bagaimana posisi perusahaan dalam teknologi?
5.Politik, undang-undang apa yang sudah berlaku dan sedang dibahas akan mempengaruhi strategi pemasaran?
6.Budaya, bagaimana sikap publik terhadap bisnis dari perusahaan? Perubahan apa dalam gaya hidup konsumen yang mungkin mempunyai dampak?
Lingkungan Mikro
1.Pasar. Apa yang sedang terjadi pada ukuran pasar, pertumbuhan, distribusi geografi dan laba?
2.Pelanggan. Bagaimana pandangan pelanggan mengenai mutu produk, jasa dan harga?
3.Pesaing. Siapa pesaing utama? Apa strategi yang dipakainya, berapa pangsa pasarnya dan apa kekuatan serta kelemahannya?
4.Saluran distribusi. Saluran utama apa yang dipakai perusahaan untuk mendistribusikan produk lepada pelanggan? Bagaimana presentasi kerjanya?
5.Pemasok. Kecenderungan apa yang mempengaruhi pemasok? Bagaimana perkiraan ketersediaan sumber daya kunci untuk produksi?
6.Publik. Publik kunsi mana yang membawa masalah atau peluang? Bagaimana perusahaan menghadapi publik ini?

AUDIT PEMASARAN
1.Misi bisnis. Apakah misi diuraikan dengan jelas dan berorientasi pada pasar?
2.Obyektif pemasaran. Apakah perusahaan sudah menerapkan obyektif yang jelas sebagai pedoman perencanaan pemasaran dan mengukur presentasi? Apakah obyektif ini cocok dengan peluang perusahaan dan sumber dayanya?
3.Strategi pemasaran. Apakah perusahaan mempunyai strategi pemasaran yang mantap untuk mencapai obyektifnya?
4.Anggaran. Apakah perusahaan menganggarkan sumber daya yang cukup untuk segmen, produk, wilayah dan unsur-unsur eleven bauran pemasaran?

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN
1.Struktur formal. Apakah kepala bagian pemasaran mempunyai wewenang yang memadai atas aktivitas yang mempengaruhi kepuasan pelanggan? Apakah kegiatan pemasaran secara optimal disusun sesuai dengan lini fungsi, produk, pasar dan teritori?
2.Efesiensi fungsi. Apakah pemasaran dan penjualan berkomunikasi secara efektif? Apakah staff pemasaran dilatih, disupervisi, dimotivasi dan dievaluasi dengan baik.
3.Efesiensi antar bagian. Apakah staff pemasaran bekerja sama dengan baik dengan bagian manufaktur, litbang, pembelian, sumber daya manusia dan bidang-bidang non pemasaran yang lain?

AUDIT SISTEM PEMASARAN
1.Sistem informasi pemasaran. Apakah sistem intelijen pemasaran menyediakan informasi akurat dan tepat waktu mengenai perkembangan pasar? Apakah pembuat keputusan perusahaan menggunakan reset pemasaran dengan efektif?
2.Sitem perencanaan pemasaran. Apakah perusahaan menyiapkan rencana tahunan, jangka panjang dan strategik? Apakah rencana tersebut digunakan?
3.Sistem pengendalian pemasaran. Apakah obyektif tahunan pemasaran tercapai? Apakah manajemen secara periodik menganalisis penjualan dan laba yang dihasilkan oleh produk, pasar, teritori, dan saluran distribusi?
4.Pengembangan produk baru. Apakah perusahaan terorganisasi dengan baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian yang memadai menyangkut produk baru? Apakah perusahaan melaksanakan pengujian terhadap produk dan pasar? Apakah perusahaan berhasil dengan produk baru?

AUDIT PRODUKTIVITAS PEMASARAN
1.Analisis kemampuan menghasilkan laba. Seberapa besar laba yang mampu dihasilkan dari berbagai produk, pasar, teritori dan saluran distribusi yang berbeda?
2.Analisis efektivitas biaya. Apakah ada aktivitas pemasaran yang menyerap biaya berlebihan? Bagaimana mengurangi biaya tadi?

AUDIT FUNGSI PEMASARAN
1.Produk. Apakah perusahaan mengembangkan obyektif lini produk yang mantap? Apakah beberapa produk sebaiknya ditarik? Apakah ada produk baru yang perlu ditambahkan? Apakah ada produk yang akan memperoleh manfaat dari perusahaan mutu, gaya atau sifat?
2.Harga. Apa yang menjadi obyektif, strategi, kebijakan dan prosedur penetapan harga yang dianut perusahaan? Apakah promosi harga dipergunakan dengan tepat?
3.Distribusikan. Apa yang menjadi obyektif dan strategi distribusi? Apakah liputan dan pelayanan pasar memadai? Apakah saluran distribusi yang sudah ada sekarang sebaiknya diubah atau ditambah yang baru?
4.Iklan, promosi, penjualan dan publicitas. Apa yang menjadi obyektif promosi perusahaan? Bagaimana anggaran ditetapkan? Apakah anggaran mencukupi? Apakah pesan iklan dan media dikembangkan dan diterima dengan baik? Apakah perusahaan mempunyai program promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dikembangkan dengan baik.
5.Tenaga penjualan. Apa yang menjadi obyektif armada tenaga penjualan perusahaan? Apakah jumlah tenaga penjualan cukup besar? Apakah pengorganisasiannya sudah tepat? Apakah mereka dilatih, disupervisi dan dimotifasi dengan baik? Bagaimana tenaga penjualan ini kalau dibandingkan dengan armada milik pesaing?
(Disadur dari Kottler, 2000) 

1.4. KONSEP  INTI  PEMASARAN

KEBUTUHAN
Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kahilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena ukan hanya fisik (makanan, pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan, kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas consumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut.
KEINGINAN
Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaza dan kepribadian individual dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menenbus keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh : manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut terhgantung dari budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll.
PERMINTAAN
Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan menusia akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
            Gambar 3. Konsep inti pemasaran

PRODUK (Organisasi, jasa, ide)
Sejalan dengan munculnya kebutuhan, keinginan dan permintaan, perusahaan berusaha keras untuk mempelajarinya, mereka melakukan riset pemasaran, mengamati perilaku konsumen, menganalisis keluhan yang dialami konsumen, mencari jawaban produk atau jasa apa yang sedang disukai atau bahkan produk apa yang tidak disukai, dan lain-lain. Dengan kegiatan diatas, akhirnya perusahaan dapat menawarkan segala sesuatu kepada pasar untuk diperhatikan, untuk dimiliki atau dikonsumsi sehingga konsumen dapat memuaskan kebutuhan sekaligus keinginannya, sesuatu itu disebut produk. Produk tidak hanya mencakup obyek fisik, tetapi juga jasa, orang, tempat, organisasi ataupun gagasan. Contoh : perusahaan manufaktur menyediakan : barang (komputer, monitor, printer), jasa (pengiriman, pemasangan, pelatihan, perbaikan, dan pemeliharaan), ide / gagasan (kekuatan / keunggulan jenis komputer)
NILAI PELANGGAN
Karena semua perusahaan berusaha menwarkan produk dan jasa yang superior, maka konsumen dihadapkan pada pilihan yang beraneka ragam. Konsumen membuat pilihan pembeli berdasarkan pada persepsi mereka mengenai nilai yang melekat pada berbagai produk dan jasa ini. Nilai bagi pelanggan adalah selisih antara nilai total yang dinikmati pelanggan karen memiliki serta menggunakan suatu produk dan biaya total yang menyertai produk tersebut. Nilai total antara lain nilai dari produk, jasa, personil pemasar, biaya waktu, biaya energi yang dikeluarkan, biaya psikis. Setelah pemberian nialai, konsumen akan mengevaluasi dan hasil evaluasi ini akan mempengaruhi kepuasan dan peluang untuk membeli ulang produk tersebut.

KEPUASAN PELANGGAN
Kepuasan pelanggan tergangtung pada anggapan kinerja produk dalam menyerahkan nilai relative terhadap harapan pembeli. Bila kinerja atau prestasi sesuai atau bahkan melebihi harapa, pembelinya merasa puas. Perusahaan yang cerdik mempunyai tujuan membuat gembira pelanggan dengan hanya menjanjikan apa yang dapat merekaserahkan, kemudian menyerahkan lebih banyak dari yang mereka janjikan.

MUTU
Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu, yang saat ini ada istilah Total Quality Management (TQM) yaitu program yang dirancang untuk memperbaiki mutu produk, jasa dan proses pemasaran secara terus menerus. TQM memiliki komitmen antara lain :
-       focus terhadap pelanggan
-       memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
-       menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
-       memiliki komitmen jangka panjang, membutuhkan kerja sama tim, memperbaiki proses
-       memperbaiki proses secara kesinambungan
-       menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

PERTUKARAN
Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh barang yang dikehendaki dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai imbalan.
Ada 5 kondisi yang harus dipenuhi agar pertukaran dapat terjadi:
a.terdapat sedikitnya dua pihak
b.masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin berharga bagi pihak lain
c.   masing-masing pihak mampu berkomunitas dan melakukan penyerahan
d.Masing-masing pihak bebas menerima atau menolak tawaran pertukaran
e.Masing-masing  pihak yakin bahwa berunding dengan pihak lain adalah layak dan bermanfaat (negoisasi)

TRANSAKSI
Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak, yang paling sedikit melibatkan dua macam nilai, persetujuan mengenai kondisi, waktu dan tempat.

HUBUNGAN
Proses menciptakan, memelihara, dan meningkatkan hubungan erat yang semakin bernilai dengan pelanggan dan pihak-pihak yang berkepentingan yang lain dengan kata lain hubungan adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak pelanggan, pemasok (supplier), penyalur (distributor), guna mempertahankan bisnis jangka panjang mereka. Agar hubungan dapat tercipta dalam jangka panjang antara lain:
-       saling mempercayai, saling menguntungkan
-       menjanjikan dan memberikan kualitas yang tinggi, pelayanan yang baik, harga yang pantas antar pihak
-       menghasilkan ikatan ekonomi, teknik dan sosial yang kuat antar pihak yang berkepentingan
-       menekan biaya transaksi dan waktu pencarian pelanggan

JARINGAN
Jeringan terdiri dari perusahaan dan semua pihak-pihak pendukung ; pelanggan, supliré, distributor, pengecer, agen iklan, ilmuwan dan pihak lain yang bersama-sama dengan firm telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan.

PASAR
Pasar terdiri dari semua pelanggan potencial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan itu.

PEMASAR DAN CALON PEMBELI
Seseorang yang mencari satu atau lebih calon pembeli yang akan terlibat dalam pertukaran tersebut. Calon pembeli adalah seseorang yang diidentifikasikan oleh pemasar sebagai orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran tersebut.
Jadi konsep inti pemasaran adalah :
-       proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran
-       penetapan harga, promosi
-       penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

1.5. FILOSOFI  MANAJEMEN  PEMASARAN
Ada falsafah yang sebaiknya digunakan sebagai pedoman usaha pemasaran ini untuk mencapai pertukaran yang didambakan dengan pasar sasaran. Pemberian bobot yang harus diberikan pada organisasi, pelanggan dan masyarakat yang berkepentingan seringkali saling bertentangan. Sehingga perlu ada landasan dari aktifitas pemasaran organisasi tersebut. Dalam Kottler (1997), landasan ini dikelompokkan dalam lima konsep alternative antara lain:
1.KONSEP PRODUKSI
Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau serta manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi distribusi. Konsep ini adalah falsafah paling tua digunakan dalam penjualan. Konsep ini masih berlaku dan bermanfaat pada dua situasi, yaitu situasi pertama, bila permintaan akan produk lebih besar dari penawannya ; situasi kedua, terjadi kalau biaya produk terlalu tinggi dan perbaikan produktifitas diperlukan untuk menurunkannya. Akan tetapi, perusahaan yang bekerja dengan falsafah ini menghadapi resiko tinggi dengan focus terlalu sempit pada operasinya sendiri. Bila perusahaan berusaha menurunkan harga, yang pasti dilupakan adalah kualitas, padahal yang di inginkan konsumen adalah harga rendah dengan barang yang menarik.


2.    KONSEP PRODUK
Falsafah bahwa konsumen akan menyukai produk bermutu terbaik dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus menerus melakukan perbaikan produk.
3.    KONSEP PENJUALAN
Falsafah bahwa konsumen tidak akan membeli produk organisasi dalam jumlah yang cukup kecuali organisasi mengadakan usaha penjualan dan promosi berskala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak dicari, yaitu barang yang mungkin tidak terpikirkan untuk dibeli oleh konsumen, contoh : ensiklopedia, asuransi,dll. Industri ini harus mahir dalam melacak calon pelanggan dan menjual manfaat produk kepada konsumen. Tujuannya adalah menjual yang perusahaan buat, bukan produk apa yang dibutuhkan masyarakat konsumen.
      4.   KONSEP PEMASARAN
            Falsafah manajemen pemasaran ini berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Kemungkinan konsep ini membingungkan bila dibandingkan dengan konsep penjualan. Perbandingan antara konsep penjualan dengan konsep pemasaran, antara lain :
     Titik awal       Fokus                 Cara                      Akhir
         Gambar 4. Perbandingan konsep penjualan dan konsep pemasaran
Keterangan : pemasaran terpadu terdiri dari kegiatan pemasaran eksternal yaitu pemasaran yang ditujukan kepada orang-orang di luar perusahaan dan kegiatan internal merupakan kegiatn mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan memotivasi karyawan yang memiliki kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan baik.


Mengapa konsep pemasaran mulai diberlakukan?
a.    Penjualan mulai turun
b.    Pertumbuhan produk melambat
c.    Pola pembelian yang berubah
d.    Persaingan yang meningkat
e.    Biaya penjualan meningkat. Perusahaan mandapati pengeluaran mereka untuk iklan, promosi penjualan terasa lepas kendali sehingga manajemen memutuskan untuk melakukan audit pemasaran untuk menyempurnakan konsep mana yang akan dipakai.

5.   KONSEP PEMASARAN BERWAWASAN SOSIAL
Falsafah bahwa organisasi harus menentukan kebutuhan, keinginan dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan yang didambakan itu secara lebih efektif dan efisien daripada pesaing dengan cara yang bersifat memelihara atau memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Konsep ini mengajak pemasar membangun pertimbangan sosial dan etika dalam praktek pemasaran mereka. Hal ini agar dapat menyeimbangkan dan menyelaraskan 3 faktor yang penting, yaitu : laba perusahaan, pemuas keinginan konsumen dan kepentingan publik.

1.6. Soal untuk didiskusikan :
  1. Uraikan definisi dari pemasaran
  2. Mengapa konsep pemasaran sekarang lebih popular dibanding konsep penjualan?
  3. Berikan beberapa contoh perusahaan yang sudah mematuhi konsep pemasaran berwawasan sosial

Rabu, 08 Februari 2012

PKM GT Aref Nuryanto Politeknik Negeri Jember (POLIJE)


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Narkoba dan zat-zat lain yang bersifat psikoaktif memberikan pengaruh terhadap mood dan persepsi; zat-zat yang membuat “melayang, tenang, dan membuat “jungkir balik”. Beberapa zat tersebut dijual secara legal, seperti kafein, nikotin dan obat-obatan penenang atau pengurang rasa sakit. Beberapa zat lain dijual berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku untuk menghindari penyalahgunaan zat tersebut. 
            Penyalahgunaan zat (substance use disorder) dan gangguan yang terjadi akibat penggunaannya (substance-induced disorder) dikategorikan sebagai perilaku yang abnormal. Dikatakan sebagai abnormal karena penyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang menghasilkan konsekuensi yang merusak2. Penyalahgunaan zat mencakup penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Gangguan akibat penggunaan zat ialah gangguan yang muncul karena penggunaan zat seperti intoksikasi, gejala putus zat, delirium, demensia, insomnia, gangguan psikotik, disfungsi seksual dan lain-lain.
            Selain itu, Kepala Pelaksana Harian BNN Komisaris Jenderal Sutanto di Belawan mengungkapkan  “Penggunaan narkoba di Indonesia sekarang ini ada tren meningkat. Saat ini ada sekitar 2,9 juta sampai 3,2 juta orang yang terkena narkoba,”. Barang yang hanya menjanjikan kebahagiaan sesaat itu kini tidak hanya menyerang para orang dewasa saja. Penyalahgunaan narkotika, psiokotropika, dan bahan adiktif lainya kini juga semakin membius para remaja, khususnya mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Mereka itu adalah para pelajar dan mahasiswa Indonesia.
            Data BNN tahun 2006 menyebutkan “30 % pengguna narkoba adalah pelajar dan mahasiswa”. Keadaan ini pastinya mengguncang dunia pendidikan di Indonesia. Para pelajar dan mahasiswa yang kata orang adalah masa depan bangsa atau bibit-bibit pemimpin bangsa malah justru melakukan tindakan yang melanggar hukum. Ini merupakan perbuatan di luar dugaan.
            Para pelajar dan mahasiswa tentunya sudah mengetahui bahwasanya memakai narkoba adalah tindakan yang melanggar hukum negara. Dan tentunya di sekolah atau di Universiatas dimana mereka mendapatkan pendidikan, pasti memiliki aturan keras yang menyatakan “siswa dilarang memakai atau mengedarkan NARKOBA”.
            Bukankah pendidikan adalah salah satu faktor yang begitu dominan bagi suatu bangsa untuk menempatkan posisinya pada tempat dan kondisi yang sejahtera. Akan tetapi, mereka yang berpendidikan malah tidak bisa menggandeng para orang yang sama sekali tidak tahu-manahu akan arti dari sebuah pendidikan untuk pergi menghindar dari tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma hukum maupun agama tersebut. Mereka justru ikut terbawa arus deras bersama mereka pengguna narkoba. Ini sama saja dengan mereka tidak bisa mengamalkan dan mempraktekkan ilmu dan pengetahuan yang telah mereka dapat dari belajar di sekolah.






 Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui kebutuhan mata pelajaran Pendidikan Narkoba Remaja (PNR ) dalam kurikulum pendidikan. 
b.      Bagaimana pendidikan narkoba dalam kurikulum pendidikan.
c.       Untuk mengetahui cara penyegahan penyalahgunaan narkoba.


Manfaat Penulisan
1.      Bagi Penulis
Berdasarkan hasil studi pustaka dan analisis, penulis dapat mengetahui perkembangan dunia remaja, sehingga memberikan manfaat berupa kewaspadaan dalam pergaulan. 
2.      Bagi Siswa
Dapat terpenuhi haknya dalam memperoleh informasi mengenai pendidikan narkoba. Sehingga dapat mengantisipasi diri sendiri terhadap ajakan berbagai penyimpangan dalam pergaulan. Serta mendapatkan akses yang terprogram tentang pendidikan narkoba secara bertahap dan dapat dipertanggungjawabkan.
3.      Bagi Guru
Dapat menerangkan tentang pendidikan narkoba secara lebih lugas dan tuntutan untuk inovatif , karena sudah masuk dalam kurikulum yang terpadu secara nasional. Sehingga mempermudah guru untuk menjalankan tugas dan kewajiban dalam mengajar.
4.      Bagi masyarakat
Memberikan wawasan tentang perkembangan dunia remaja serta terbantu tugasnya untuk menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pendidikan narkoba pada anak melalui lembaga sekolah sampai perguruan tinggi dengan kurikulum yang benar dan terstruktur berdasarkan tingkat kematangan emosional siswa.
5.      Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan  referensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan menjadi bahan pertimbangan keputusan untuk membuat kurikulum tambahan tentang fenomena pencandu narkoba yang berakar dari penurunan moral bangsa. 













GAGASAN
Kondisi Pendidikan Narkotika Pada Remaja
Pendidikan adalah salah satu faktor yang begitu dominan bagi suatu bangsa untuk menempatkan posisinya pada tempat dan kondisi yang sejahtera. Akan tetapi, mereka yang berpendidikan malah tidak bisa menggandeng para orang yang sama sekali tidak tahu-manahu akan arti dari sebuah pendidikan untuk pergi menghindar dari tindakan-tindakan yang melanggar norma-norma hukum maupun agama tersebut. Mereka justru ikut terbawa arus deras bersama mereka pengguna narkoba. Ini sama saja dengan mereka tidak bisa mengamalkan dan mempraktekkan ilmu dan pengetahuan yang telah mereka dapat dari belajar di sekolah.
Baru-baru ini ada data yang mengemukakan bahwa “tingkat pelajar dan mahasiswa pengguna narkoba meningkat”, oleh Kepala Pusat Cegah Lakhar BNN, Brigjen Polisi Muji Waluyo. Penelitian tersebut menunjukkan tingkat pengguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa naik menjadi 33,3 % dari data semula, yaitu 30 %. Jadi bisa dikatakan bahwa dalam waktu yang kurang lebih satu tahun ini, tingkat pengguna narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa naik sebesar 3.3 %.
Hasil survei tersebut tentunya semakin menjerat leher para mereka yang sekali lagi berprofesi sebagai kaum berpendidikan dan tentunya bagi Badan Narkotika Nasional (BNN). Melihat kondisi tersebut, pemerintah tidak bisa tinggal diam menonton para calon-calon pemimpin bangsa ini berperang melawan musuh bagi orang yang berpikir normal.
Banyak langkah dan cara untuk menanggulangi berkembangnya peredaran narkoba atau minimal mengurangi tingginya angka pemakai narkoba di lingkungan pendidikan ini. Penyuluhan tentang bahaya narkoba adalah salah satunya. Dengan memberikan pengetahuan dan pengertian akan apa, bagaimana, dan seperti apa narkoba, serta apa dampak yang dapat terjadi jika memakai narkoba. Karena dengan tindakan seperti itu, mereka akan tahu dan paham akan bahaya narkoba. Dan dengan kondisi seperti itu, angka persentase pengguna narkoba akan berkurang.
Selain metode tersebut, cara ampuh untuk menanggulangi bahaya narkoba bagi para pelajar dan mahasiswa adalah dengan “memberikan motivasi dan dukungan penuh terhadap siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan sekolah atau kuliah yang dimilikinya. Sebab dengan begitu, mereka akan merasa semangat dalam belajar”, ungkap Ade Indra S, Budiono, dan Dwi Yanti dalam hasil penelitiannya yang berjudul strategi belajar berpretasi siswa-siswi SMK Negeri 5 Semarang tahun 2006.
Setelah para siswa atau mahasiswa memiliki rasa semangat dalam belajar, bahkan menganggap belajar adalah kebutuhan hidup yang harus terpenuhi, secara otomatis mereka akan menggunakan waktu-waktu luang mereka untuk melakukan sesuatu yang positif, dan tentunya sangat menguntungkan diri mereka sendiri.
Jadi pada penulisan proposal ini dapat diambil kesimpulan bahwa “kondisi pendidikan di Indonesia cukup memperihatinkan, terutama keadaan para penerus bangsanya. Banyak dari mereka yang sudah memakai narkoba. Akan tetapi, dengan adanya kerjasama antar para badan pengawas narkoba (BNN) dengan seluruh lapisan masyarakat, maka tingginya angka penggunaan narkoba di kalangan pelajar dan mahasiswa dapat teratasi”.
Mari bersama kita saling bergandeng tangan memberantas narkoba. Kita hilangkan citra buruk yang menimpa bangsa kita, yang dikarenakan banyak para penduduknya menggunakan narkoba. Apalagi para pelajar dan mahasiswa yang merupakan tumpuan masa depan bangsa ini menggunakan obat terlarang tersebut. Memberantas narkoba sama artinya dengan menciptakan generasi muda yang mempunyai pandangan hidup yang begitu tajam dan jernih. Serta membuka kesempatan bagi mereka untuk memperoleh cita-cita agung demi masa depan mereka dan bangsa ini.

Pendidikan narkoba dalam kurikulum pendidikan
            Dalam upaya mengurangi dan menangani permaslahan narkoba ditingkat remaja, maka ada beberapa kurikulum pendidikan yang menurut saya efektif jika diterapkan dalam ranah pendidikan. Adapun cara-cara yang kami maksut adalah sebagai  berikut;
a.       Unit Pelayanan Pengawasan Penyalahgunaan Narkoba (UP3N)
            Setiap tahun disusun program yang mencakup pencegahan primer, sekunder, maupun tersier, yang dilaksanakan baik di tingkat fakultas maupun universitas. Rincian program dapat dilihat pada lampiran.
b.      Pusat Penelitian Kesehatan tiap sekolah/perguruan tinggi
            Pusat penelitian ini memiliki berbagai kegiatan terkait dengan penyalahgunaan narkoba, mencakup penelitian, riset ataupun survei, maupun upaya kegiatan berbasis komunitas. Hasil dan temuan penelitian maupun kegiatan telah disampaikan kepada pemangku kepentingan yang terkait dengan penanggulangan permasalahan penyalahgunaan narkoba, baik BNN, BNP ataupun BNK. Rincian kegiatan terdapat di lampiran.
c.       Kegiatan kesiswaan/kemahasiswaan di tingkat sekolah dan perguruan tinggi
            Bentuk kegiatan adalah seminar dan kampanye tentang bahaya narkoba. Pelaksana kegiatan adalah BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa di Tingkat Fakultas dan di Tingkat Universitas), dan osis SMP/SMA.  Selain itu, kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya bagi siswa dan mahasiswa baru berupa Pengenalan Sistem Akademik Universitas/sekolah.
d.      Pembinaan Lingkungan Pendidikan
            Subdirektorat Pembinaan Lingkungan tiap pendidikan (Subdit PLP) adalah unit kerja yang berada di bawah Pusat Administrasi tiap pendidikan. Di dalam struktur organisasinya, subdit PLP membawahi Satuan Pengamanan (Satpam) kampus. Salah satu tujuan kerja satpam kampus adalah menjaga agar kampus terbebas dari tindakan kriminal atau mengarah ke kriminal, termasuk yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.
e.       Kegiatan Inovatif
Pelatihan Penegakan Hukum, Pencegahan dan Penanganan Penyalahgunaan
Narkoba bagi Satuan Pengamanan. Pelatihan ini ditujukan kepada anggota Satuan Pengamanan kampus/sekolah yang bertujuan untuk membekali anggota dengan pemahaman tentang bahaya dan jenis narkoba yang beredar di masyarakat, serta upaya-upaya yang terkait dengan penanggulangannya.


Upaya Pencegahan Masalah Penyalahgunaan Zat
            Karakteristik psikologis yang khas pada remaja merupakan faktor yang memudahkan terjadinya tindakan penyalahgunaan zat. Namun demikian, untuk terjadinya hal tersebut masih ada faktor lain yang memainkan peranan penting yaitu faktor lingkungan si pemakai zat. Faktor lingkungan tersebut memberikan pengaruh pada remaja dan mencetuskan timbulnya motivasi untuk menyalahgunakan zat. Dengan kata lain, timbulnya masalah penyalahgunaan zat dicetuskan oleh adanya interaksi antara pengaruh lingkungan dan kondisi psikologis remaja.
            Di dalam upaya pencegahan, tindakan yang dijalankan dapat diarahkan pada dua sasaran proses. Pertama diarahkan pada upaya untuk menghindarkan remaja dari lingkungan yang tidak baik dan diarahkan ke suatu lingkungan yang lebih membantu proses perkembangan jiwa remaja. Upaya kedua adalah membantu remaja dalam mengembangkan dirinya dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan (suatu proses pendampingan kepada si remaja, selain: pengaruh lingkungan pergaulan di luar selain rumah dan sekolah).
            Jadi remaja sebenarnya berada dalam 3 (tiga) pengaruh yang sama kuat, yakni sekolah (guru), lingkungan pergaulan dan rumah (orang tua dan keluarga); serta ada 2 buah proses yakni menghindar dari lingkungan luar yang jelek, dan proses dalam diri si remaja untuk mandiri dan menemukan jati dirinya.
            Dalam rangka membimbing dan mengarahkan perkembangan remaja, tindakan yang harus dan dapat dilakukan, secara garis besar akan diuraikan di bawah ini:
a.      Sikap dan tingkah laku
            Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap kekanak-kanakan seperti mementingkan diri sendiri (egosentrik), selalu menggantungkan diri pada orang lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol perbuatannya, harus diubah menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri, menyesuaikan keinginan dengan kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan bimbingan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian, memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya. Berikan penghargaan dan hindarkan kritik dan celaan.
b.      Emosional
            Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).




c.       Mental – intelektual
            Dalam perkembangannya mental – intelektual diharapkan remaja dapat menerima emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan sesungguhnya. Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan membebani remaja dengan berbagai macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan sulit untuk dicapai.
d.      Sosial
            Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis. Adanya hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan ini dapat menjurus ke tindakan penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya ikatan yang erat dengan kelompoknya. Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga kita sebagai orang tua dan guru, harus mampu menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik.
e.       Pembentukan identitas diri
            Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya dan harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan merupakan pegangan atau falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Untuk mendapatkan nilai dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang menurut penilaian remaja cukup di dalam kehidupannya. Orang tua memegang peranan penting dalam preoses identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai peranan agama dlam kehidupan dewasa, sehingga penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah diperolehnya. Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun yang hanya berasal dari sejarah atau cerita.
            Sebagai ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya pencegahan, dapat dikemukakan sebagai berikut:
  1. Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.
  2. Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial.
  3. Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja.
  4. Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi remaja.
  5. Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.
  6. Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.
  7. Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan).


KESIMPULAN
            Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Perlu diselenggarakan mata pelajaran Pendidikan Narkoba Remaja ( PNR ) dalam kurikulum Pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi untuk memenuhi hak remaja tentang informasi bahaya narkoba sehingga  menghindarkan remaja dari tindak penyalahgunaan narkoba.
  2. Penambahan Kurikulum Pendidikan Narkoba Remaja pada jenjang Pendidikan baik sekolah maupun perguruan tinggi sebagai implementasi yang dilakukan untuk menghindari remaja dari tindak penyalahgunaan narkoba. Penyusunan kurikulum Pendidikan Narkoba Remaja (  PNR ) didasarkan umur dan tingkat emosional siswa dan mahasiswa diranah pendidikan.
  3. Diperlukannya pengawasan yang ketat terhadap remaja di berbagai lingkungan baik lingkungan keluarga, masyarakt, dan pendidikan.
















DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, Yanen Dwimukti. 2007. Kasus Penyalahgunaan Narkoba Khususnya pada        Remaja, (Online), (file:///G:/pkm%20gt/DisplayNewsRemaja.aspx.htm), diakses           Selasa, 18-12-2007 11:06:52
Dunia Masa Depan Anak Bangsa. 2010. Narkoba Menjajah Generasi Muda Indonesia.      (Online), (file:///G:/pkm%20gt/narkoba-menjajah-generasi-muda.html), diakses           Sabtu, 16 Januari 2010