Sabtu, 23 April 2011

KONDISI PERTANIAN INDONESIA SAAT INI “BERDASARKAN PANDANGAN MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA”

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional. Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.
Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
4. Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.
5. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
6. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
7. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
8. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
9. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
10. Mewujudkan segera reforma agraria.
11. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
12. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
13. Membrantas mafia-mafia pertanian.
14. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.
Banyak hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan. Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).

Revitalisasi Pertanian Agroindustri pedesaan

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara,terbukti pada masa krisis sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang positif. Pertanian menjadi landasan perekonomian suatu negara, sebagai sumber pangan,sandang, papan yang bermutu, murah, dan berkesinambungan bagi masyarakat suatu bangsa; dan sebagai sumber bahan baku bagi insustri lainya.
                Sejalan dengan peningkatan pendapatan penduduk suatu bangsa, maka kebutuhan produk olahan hasil pertanian akan semakin meningkat. Industri pedesaan merupakan salah satu roda penggerak perekonomian. Dengan berkembangnya industri pedesaan terutama industri pengolahan hasil pertanian diharapkan dapat menyerap hasil-hasil pertanian di pedesaan
                Teknologi merupakan aspek yang penting dalam pengolahan hasil pertanian,dengan teknologi maka proses pengolahan hasil pertanian dapat dilakukan secara efisien. Selama ini telah tersedia berbagai teknologi pengolahan hasil pertanian, namun demikian penerapan teknologi tersebut masih kurang intensif terutama pada industri skala kecil/rumah tangga. Teknologi pengolahan hasil pertanian yang telah tersedia sampai saat ini teknologi proses (pengecilan ukuran, pemotongan, pencampuran, pemisahan, pengawetan dan sebagainya). Teknologi pertanian tersebut selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Industri yang ada di pedesaan atau di pinggiran perkotaan (sub-urban) adalah industri yang berbasis pertanian, yaitu industri pengolahan hasil-hasil pertanian. Alasanya adalah bahan baku untuk industri dan tenaga kerja di pedesaan tersedia melimpah sesuai yang dibutuhkan.
                Oleh karena itu strategi pengembangan industri kedepan harus mempertimbangkan keseimbangan antara pertumbuhan industri perkotaan dan industri pedesaan. Industri perkotaan sebaiknya merupakan industri besar dan sedapat mungkin merupakan industri yang menggabungkan berbagai komponen yang dihasilkan di pedesaan. Disamping akan mencegah derasnya arus urbanisasi yang menyebabkan berbagai masalah di perkotaan, strategi ini pun akan menjamin pemerataan dengan cepat dan seimbang ke seluruh wilayah.
Program pemerintah dalam pembangunan sector pertanian telah dikembangkan agroindustri. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan peningkatan peningkatan hasil pertanian selama lima pelita. Keberadaan agroindustri tersebut di harapakan dapat meningkatkan permintaan komoditas pertanian, karena sector agroindustri ini berperan dalam mengubah produk pertanian menjadi bentuk yang dapat diterima kosumen secara lebih baik. Konsep pemikiran agroindustri dapat dilihat dari dua sudut pandang :
1.   Agroindustri dapat berperan sebagai penghubung antara sector pertanian dengan sector industri.
2.   Agroindustri dapat berperan dalam upaya meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.
Oleh karena itu dalam hal-hal ini hubungan antara sector pertanian dan sector industri dapat dijembatani oleh tiga aspek :
·       Pengadaan bahan baku
·       Pengolahan
·       Pemasaran
Namun sampai saat ini masih terlihat adanya perbedaan yang nyata antara harapan dan kenyataan yang menyangkut perkembangan agroindustri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan daya tarik sector agroindustri rendah, antara lain:
1.   Tingkat intensif dan proteksi yang diberikan pemerintah relative rendah.
2.   Pengembangan modal yang relative rendah.
3.   Resiko yang tinggi dari produk agroindustri dan harga yang cenderung terus menurun
4.   Suplai bahan baku domestic yang kurang kontinyu dan rendah kualitasnya
Pembangunan sektor industri sebetulnya merupakan salah satu alternative strategi yang dipilih untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, selain harus berorientasi pada lingkungan biofisik dan sosial ekonomi berbagai penelitian tentang dampak suatu zona industri menyimpulkan bahwa adanya pembangunan industry akan membawa serta teknologi dan manajemen modern. Hal ini berdampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. ( Faisal, 1993)
                Revitalisasi pertanian melalui pengembangan agroindustri di pedesaan merupakan pilihan yang strategis untuk menggerakan roda perekonomian dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. Hal ini di mungkinkan karena adanya kemampuan yang tinggi dari agroindustri dalam penyerapan tenaga kerja mengingat sifat industri pertanian yang padat karya dan bersifat massal. Industri pertanian yang berbasis pada masyarakat tingkat menengah dan bawah ini merupakan sektor yang sesuai untuk menampung banyak tenaga kerja dan menjamin perluasan berusaha sehingga akan efektif dalam upaya meningkatkan perekonomian di pedesaan. Sangat rasional jika menempatkan industrialisasi pedesaan sebagai upaya dalam merevitalisasi pertanian.

Faktor-faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam mendukung pengembangan industrialisasi pedesaan di masa yang akan datang antara lain :
Ø  Lingkungan strategis
Industrialisasi merupakan salah satu pendekatan baru dalam pembangunan pertumbuhan ekonomi perdesaan yang bisa diandalkan. Maka upaya revitalisasi pertanian melalui industrialisasi pedesaan diarahkan pada perubahan struktur ekonomi pedesaan dalam menghadapi berbagai perubahan yang dihadapi baik di pasar domestik maupun internasional. Beberapa kunci tantangan yang diprioritaskan adalah:
·          Kebutuhan untuk memperkuat dan memperluas basis pertumbuhan produktifitas pertanian dengan mempercepat inovasi teknologi tidak hanya dibatasi pada sejumlah komoditi tertentu.
·          Kebutuhan terhadap kebijaksanaan dan kelembagaan yang tepat untuk mengakses manfaat globalisasi dan liberasi ekonomi, sekaligus mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak negative.
·          Kebutuhan memperbaiki akses masyarakat perdesaan terhadap aset produksi dan kesempatan kerja demi percepatan pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat kemiskinan.
·          Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi  serta
·          Perubahan politik termasuk kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan demokratisasi dan desentralisasi.

Ø  Penataan kembali industri pedesaan
        Strategi pembangunan pertanian dan pedesaan adalah kombinasi peningkatan produktifitas pertanian dan investasi pelayanan sosial di satu sisi dengan perbaikan hubungan keterkaitan antara wilayah pedesaan dengan industri pengolahan hasil pertanian. Strategi ini mengidentifikasikan lima skala prioritas yang perlu di implementasikan secara konsisten dengan dukungan otoritas pemerintah pusat maupun derah, sektor swasta dan organisasi masyarakat dalam hal :
1.     Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan kewirausahaan
2.     Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif dan pemberdayaan masyarakat
3.     Revitalisasi produktifitas pertanian berspektrum luas melalui peningkatan penerapan teknologi diversifikasi
4.     Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian yang berkemampuan daya saing
5.     Meningkatkan manajemen sumber daya alam.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam mendukung pengembangan industrialisasi pedesaan berbasis pertanian antara lian:
1.   Aspek kebijakan
Disadari bahwa selama ini keberpihakan pada kegiatan yang terkait dalam industrialisasi pedesaan berbasis pertanian masih kurang, dibandingkan dengan kegiatan di sektor hulu. Oleh karena itu. Diperlukan suatu kebijakan yang menyeluruh dalam pembangunan agribisnis (hulu-hilir) sehingga nilai tambah sektor pertanian dapat dinikmati masyarakat di pedesaan.
2.   Aspek teknologi
Pengembangan agroindustri di masa yang akan datang diarahkan untuk meningkatkan peran teknologi melalui pengembangan alsin perlu memperhatikan jenis alat dan mesin secara teknis dan ekonomi layak untuk dikembangkan serta kondisi sosial memungkinkan. Dalam pengembangan alsin tersebut pemerintah diharapkan dapat menyediakan fasilitas kredit alsin dengan tingkat suku bunga rendah dan persyaratan lunak.
3.   Aspek kelembagaan
Dalam penanganan pascapanen/pengolahan, maka pelaku usaha pasca panen (petani/kelompok tani) yang bergerak dalam pascapanen dan industri pengolahan hasil primer, perlu di tata dan diperkuat sebagai komponen dari sistem perekonomian di pedesaan terutama di bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar mereka mampu meraih nilai tambah
4.     Aspek Sumber Daya Manusia
Peningkatan mutu sumberdaya manusia  (SDM) diarahkan untuk peningkatan sikap, pengetahuan, keterampilan dan pengembangan kewirausahaan, manajemen serta kemampuan perencanaan usaha. Dengan adanya peningkatan mutu SDM diharapkan penggunaan alsin akan meningkat dan areal yang dapat ditangani akan bertambah. Peningkatan mutu SDM dilakukan melalui pelatihan/ khursus, kerjasama dengan lembaga pelatihan seperti perguruan tinggi, magang diperusahaan yang telah maju. Sedangkan pelatihan dilakukan  baik kepada petugas maupun para pengelola alsintan dan petani.
5.     Aspek permodalan
Kelembagaan yang menangani pasca panen/pengolahan pada umumnya lemah dalam permodalan. Untuk itu perlu diupayakan adanya skim khusus untuk alsin pasca panen/pengolahan dengan persyaratan yang mudah , suku bunga rendah dan dapat dijangkau oleh masyarakat

Melihat berbagai fenomena yang mungkin terjadi tersebut, maka diperlukan upaya yang terencana dan terarah untuk mengatasinya. Untuk itu, industrialisasi pertanian pedesaan merupakan suatu upaya yang perlu dilakukan sesegera mungkin.
1.             1. Teknis
a.     Tingkat pengetahuan dan kesadaran petani akan pentingya penerapan teknologi pengolahan hasil masih sangat terbatas
b.     Kurangya tenaga yang terampil dalam mengoprasikan alat mesin pengolahan
c.     Dukungan perbengkelan dalam perbaikan, perawatan dan penyediaan suku cadang alat mesin masih rendah.
d.     Belum memadainya infrastruktur seperti jalan yang memadai sehingga menyulitkan petani/kelompok dalam memasarkan produk olahanya
e.     Kurangnya tenaga pembina yang terampil dalam bidang pengolahan.
2.                  2. Sosial
a.     Kebiasaan petani dalam melakukan kegiatan pengolahan secara tradisional menyulitkan dalam penerapan teknologi yang baik dan benar.
b.     Daerah-daerah tertentu yang mempunyai budaya pengolahan hasil dengan teknologi turun temurun, sehingga sifatnya tertutup terhadap introduksi teknologi.
c.     Terbatasnya kemampuan akses informasi masyarakat tentang teknologi pengolahan,
3. Ekonomi
a.     Daya beli petani terhadap teknologi pengolahan rendah.
                b.     Harga alsin pengolahan relative tinggi sehingga kurang efisien
c.     Belum tersedianya skim kredit khusus untuk pengadaan alat dan mesin.
Sumber Bacaan
http://agribisnis .deptan.go.id/pustaka/revitalisasi%20pertanian%20melalui%20agroindustri%20perdesaan.pdf 
Kasryno Faisal   1993. Kebijaksanaan dan strategi penelitian penelitian untuk mendukung pembangunan pertanian. Makalah utama dalam simposium tanaman pangan III, di Jakarta/bogor.
23-25 Agustus 1993.
Taryoto  A.H. dkk.1992.analisis kelembagaan penunjang perkembangan Agroindustri. Laporan Hasil penelitian. Pusat penelitian sosial ekonomi pertanian. Bogor.
Terakhir Diperbaharui ( Rabu, 26 Januari 2011 11:22 )